Jakarta, Posrakyat.com – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.515 per dolar AS pada perdagangan pasar spot sore ini, Selasa (27/11). Posisi ini melemah 40 poin atau 0,28 persen dari kemarin sore, Senin (26/11) di Rp14.475 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.504 per dolar AS atau menguat dari kemarin di Rp14.551 per dolar AS.
Di kawasan Asia, pelemahan rupiah menjadi yang terburuk kedua setelah peso Filipina yang melemah 0,3 persen. Selanjutnya, renminbi China turut mengekor dengan minus 0,11 persen, ringgit Malaysia minus 0,09 persen, won Korea Selatan minus 0,04 persen, yen Jepang minus 0,03 persen, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, dan dolar Singapura minus 0,01 persen.
Hanya baht Thailand dan rupee India yang tetap bertahan di zona hijau, masing-masing menguat 0,04 persen dan 0,06 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju yang berbalik arah ke zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,4 persen, franc Swiss minus 0,12 persen, dolar Kanada minus 0,08 persen, dan euro Eropa minus 0,07 persen. Namun, rubel Rusia dan dolar Australia tetap berhasil menguat dari dolar AS, masing-masing 0,68 persen dan 0,16 persen.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang hari ini dipengaruhi oleh pertemuan forum negara-negara G20. Pasalnya, sampai pertemuan G20 diperkirakan tidak ada tanda-tanda perdamaian dari AS dan China yang terlibat ketegangan perdagangan.
Justru, sambungnya, Presiden AS Donald Trump terlihat siap mengerek kembali tarif bea masuk impor bagi produk-produk dari Negeri Tirai Bambu. Trump memberi sinyal akan mengerek lagi tarif impor dari 10 persen menjadi 25 persen.