Yogyakarta, Posrakyat.com – Gunung Merapi mengalami 46 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Senin (30/11) mulai pukul 00.00-24.00 WIB. Demikian Disampaikan pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dilansir Antara menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 307 kali gempa hybrid atau fase banyak, 50 kali gempa embusan, satu kali gempa tektonik, dan 31 kali gempa vulkanik dangkal.
Laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (dalam tiga hari).
BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 20 meter di atas puncak.
Pada periode pengamatan itu, dilaporkan pula suara guguran satu kali dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dengan intensitas sedang.
Saat ini, Gunung Merapi ditetapkan level III (siaga). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyiapkan empat barak pengungsian.
Satu barak telah digunakan dan tiga lainnya dipersiapkan jika skala ancaman erupsi status Gunung Merapi diperluas.