Kata Anwar lagi, nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar itu sebenarnya ada dalam diri kita, di lingkungan kita hingga di tempat kerja kita. “Ini bukan barang baru tapi harus selalu diingatkan agar kita tidak lupa,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, Pancasila tidak ada sesuatupun yang bertentangan dengan agama sehingga tidak perlu lagi ada yang mempertentangkannya. Begitupula dengan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia dan pemerintah bertugas mengatur dan mengurus negara dan rakyat.
Empat pilar kebangsaan ini, ibarat sebuah kendaraan yang memiliki sistem 4 roda, yang harus seiring sejalan untuk mengantarkan seluruh penumpang pada tujuan yang telah ditetapkan.
“Sistem empat roda itu jangan sampai dikurangi atau ditambah, karena kalau ditambah akan menganggu dan mengancam keselamatannya,” jelas Anwar Hafid yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng.
Hal lain yang menjadi sorotan Anwar Hafid adalah menyangkut posisi Indonesia yakni memilik empat ciri khas. Dimana berdasarkan deklarasi Juanda, Indonesia adalah negara yang luas dengan 16 ribu pulau. ” Bahkan keistimewaan Indonesia selain luas, besar, kepulauan juga sangat majemuk. Nah, Bhieka Tunggal Ika-lah adalah wujud untuk membangun kemajemukan di negeri ini,” pungkasnya.
Anwar Hafid juga berpesan kepada mahasiswa untuk banyak-banyak menabung doa. Karena Insya Allah dengan doa-doa tersebut, akan di tunaikan oleh Allah SWT dimasa mendatang.
Dua akademisi Universitas Tadulako, Zubair Butudoka, ST.MT selaku moderator dan Rachmat Saleh, ST.MT yang menjadi narasumber, ikut mengapresiasi kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan yang digagas anggota Komisi II DPR-RI ini.***