DPRD Sulteng Mengajak Semua Pihak Untuk Bekerjasama Turunkan Stunting

oleh -
oleh
Anggota Komisi IV DPRD Sulteng, Fairus Husen Maskati bersama Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Dr.H.Rudy Dewanto dalam Rapat Koordinasi dan Singkronisasi Program Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Provinsi Sulteng di Swiss Bell Hotel, Selasa 4 Oktober 2022. FOTO : HUMPRO DPRD SULTENG/ZAINAL

PosRakyat – Mewakili ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Anggota Komisi IV DPRD Sulteng, Fairus Husen Maskati hadir dalam Rapat Koordinasi dan Singkronisasi Program Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Provinsi Sulteng serta mengajak semua pihak untuk bekerjasama menurunkan angka stunting di Sulteng.

Rapat yang dilaksanakan di Swiss Bell Hotel pada Selasa, 4 Oktober 2022 itu mengangkat tema “Dengan Semangat Semua Bisa Kerja Kita Wujudkan Sulteng Bebas Stunting”.

Dalam kesempatan itu Fairus Husen Maskati  menyampaikan apresiasi kepada Dinas P2KB Provinsi Sulteng selaku dinas penyelenggaraan kegiatan dan kepada seluruh Tim TPPS atas pelaksanaan rapat koordinasi dan singkronisasi Program TPPS Tingkat Provinsi Sulteng itu.

“Persoalan stunting masih menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi dunia saat ini, khususnya kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia dan juga kepada daerah-daerah yang berkembang seperti Sulteng,” katanya.

Fairus Husen Maskati mengatakan bahwa, persoalan stunting ini menjadi salah satu permasalahan yang sangat urgen, karena berhubungan erat dengan meningkatnya resiko terjadinya angka kematian pada anak, daya tahan tubuh anak rendah, perkembangan otak pada anak terlambat, serta terhambatnya pertumbuhan mental pada anak atau dengan kata lain bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh manusia stunting memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh manusia normal.

Fairus Husen Maskati juga menyampaikan bahwa berdasarkan penyampaian dari Presiden Republik Indonesia Ir.Joko Widodo bahwa pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

“Juga berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, angka stunting di Sulteng mencapai 29,7 persen. Angka ini telah melampaui angka nasional yaitu sebesar 24,4 persen, sehingga menjadikan Sulteng masuk dalam daftar 10 provinsi yang memilki angka stunting yang cukup tinggi,” paparnya.

Politisi PPP ini menyampaikan, tentunya ini menjadi tantangan yang cukup besar bagi semua pihak untuk mangatasi permasalahan ini, karena dampak dari stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang bersangkutan, akan tetapi juga berdampak pada perekonomian dan pembaguna bangsa atau daerah.

“Perjuangan dalam pencegahan dan penurunan angka stunting, tentu tidaklah mudah dan pasti memilik tantangan, akan tetapi jadikan tantangan itu sebagai dorongan dan semangat dalam menjalankan komitmen secara bersama-sama untuk mangatasi persoalan ini, sehingga kedepannya kita mampu mewujudkan Sulteng lebih sejahtera dan lebih maju serta terbebas dari stunting,” tandasnya Fairus.