Tolitoli, Posrakyat.com – Ketua Fron Pemuda Peduli Daerah (FPPD) Sulawesi Tengah, Eko Arianto meminta aparat penegak hukum lakukan penyelidikan terkait pekerjaan peningkatan jalan Tambun – Bilo tahun 2018, yang diduga telah terjadi penyimpangan pada proses pekrjaannya.
“kaitan dengan adanya dugaan penyimpangan dalam proses pekerjaan tersebut, dimana disinyalir telah terjadi pengurangan volume pada item pekerjaan talud penahan tebing, sehingga patut diduga adanya kerugian Negara, maka atas nama FPPD Sulteng meminta aparat penegak hukum mengusut dengan tuntas kasus ini berdasarkan aturan yang berlaku.” Ucap Eko Ariayanto, Selasa, 26 Maret 2019.
Seperti diberitakan sebelumnya, proyek peningkatan jalan dari kelurahan Tambun menuju kelurahan Bilo, kecamatan Ogo Deide, kabupaten Tolitoli, yang dikerjakan oleh PT. Anugerah Utama dengan nilai paket sebesar Rp.7.793.010.000,- bersumber dari Anggaran Pendapatan Belana Daerah (APBD) Sulteng, yang melekat pada satuan kerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang provinsi Sulawesi Tengah, dibawa kepemimpinan Saifullah Jafar.
Proyek yang tergolong baru saja selesai dikerjakan tersebut, saat ini menjadi cemoohan warga sekitar. Pasalanya, proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah itu dibeberapa titik telah tampak kerusakan pada badan jalan, dan talud yang berfungsi sebagai penahan tebing gunung guna mengantisipasi sewaktu – waktu terjadinya longsoran.
“Jalan sudah ada yang ambles begitu juga dengan taludnya sudah patah. Belum lagi taludnya itu aneh bagi kami warga disini, kok tingginya berbeda ukuran, ini curiga upaya pengurangan volume agar dapat untung banyak.” Kata warga sekitar bernama Bur dan Yusuf yang kebetulan melintas dengan bersedia memberikan keterangan saat tim media ini melakukan pemantauwan di lokasi pekerjaan.
Eko menambahkan, berdasarkan bukti – bukti yang ada dimana salah satu item pekerjaan tersebut yaitu talud penahan tebing, tampak volume ketinggian berbeda yang kemungkinannya dikurangi berdampak buruknya kualitas dari pekerjaan tersebut. Sehingga menurutnya hal ini patut diduga bagian dari upaya kontraktor untuk meraup keutungan yang lebih besar.