PosRakyat – Tokoh Muda Alkhairaat Mohammad Sadig Alhabsy mengatakan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua adalah pribadi yang memiliki semangat, pemikiran, dan aktivitas dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah yang melintasi zaman.
“Tugas kita untuk menafsirkan warisan Guru Tua agar sesuai dengan konteks hari ini,” kata Habib Mohammad Sadig Alhabsy sebagai narasumber di kegiatan diskusi Online dengan tema Menakar Eksistensi Alkhairaat di Masa Depan dari Sudut Pandang Tokoh Muda Alkhairaat, Sabtu.
Habib Mohammad Sadig Alhabsy yang diketahui adalah cucu dari Guru Tua mengatakan bahwa pentingnya memberikan makna baru mengenai Guru Tua dan Alkhairaat bukan baru kali ini.
“Yang berbeda, saat ini saya menggunakan media kekinian, streaming you tube dengan format dialog,” papar Habib Sadiq.
Ia mengaku dialog seperti itu, akan diadakan secara kontinyu dalam beragam topik, dari beragam sudut pandang, dalam konteks semangat kepahlawanan Guru Tua dan kealkhairatan, bukan hanya di Sulawesi Tengah, melainkan Indonesia dan dunia Internasional.
“Sebagai organisasi terbesar di Indonesia bagian tengah dan timur, sudah saatnya Alkhairaat memberikan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan bangsa dan dunia Islam pada umumnya,” harapnya.
Menurut dia, sebagai organisasi, modal kekuatan jaringan madrasah dari kota hingga desa, waktunya Alkhairaat bergerak lincah untuk selalu selaras dengan semangat Islam yang ‘shalih likulli zaman wa makan’.
“Oleh karena itulah, kita perlu melihat dan merumuskan kembali jadi diri kita,” tuturnya.
Ia mengatakan lembaga pendidikan yang dikelola oleh Alkhairaat besar secara kuantitas, dari aspek jumlah, namun belum dari aspek kualitas.
“Kita belum melihat satupun lembaga pendidikan di dalam lingkungan Alkhairaat, mulai dari PAUD hingga Universitas yang dijadikan contoh bagi lembaga pendidikan lainnya. Boleh jadi ada yang belum sesuai dari cara kita mengelola kekuatan lebih dari 1500 cabang madrasah,” katanya.