“Berkaca pada Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (Maarif) yang memberikan keleluasaan kepada setiap warganya untuk mendirikan madrasah atas nama mereka, tanpa banyak ikut campur,” tambahnya.
Aspek Sosial menurut Habib Sadig yang merupakan generasi keempat dari Guru Tua, yaitu menjaga keseimbangan antara kepentingan organisasi dan politik praktis.
“Guru Tua telah memberikan contoh bahwa Alkhairaat, sebagai lembaga tidak terlibat dalam politik praktis, namun beliau memberikan keleluasaan, ruang, dan dukungan kepada siapapun Abna` Alkhairaat untuk terlibat dalam politik praktis,” paparnya.
Selain itu, Guru Tua menjaga relasi silaturahim dengan segenap lapisan masyarakat, tanpa memperdulikan latar belakang suku maupun agama.
“Semua dapat diajak untuk bekerjasama atas nama kebaikan bersama, bangsa dan negara,” katanya.
Dari segi Dakwah, Habib Sadig mengatakan Guru Tua mengedepankan pendekatan dakwah Islam washatiyyah atau ajaran Islam yang moderat.
Dalam berdakwah, Guru Tua menjaga keseimbangan dan mengerti dalam menempatkan posisi antara kapan harus bersikap tegas dan kapan bersikap lemah-lembut kepada sesama umat Islam maupun kepada kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda.
Ia mengatakan Alkhairaat sebagai organisasi yang besar butuh sistem yang kuat.
“Pemimpin kedepannya harus dari kelompok yang muda agar lincah dalam membangun Alkhairaat,” tutupnya.***