Pasangkayu, Posrakyat.com – Menjelang pemilu kepala daerah Pasangkayu 2020, yang akan dihelat pada 23 Sebtember mendatang, Forum Demokrasi Indonesia (Fraksi) menggelar diskusi publik.
Fraksi merupakan wadah pemuda yang terbentuk atas prakarsa trio pemuda jebolan Universitas Tadulako Palu. Yakni Burhanuddin, Sultan Hasanuddin dan Muh. Iqbal Al Ilslamy.
Mengangkat tema “Pemuda Dalam Menentukan Nahkoda Baru”, acara diskusi ini dilaksanakan di Cafe D’japos, Pasangkayu, Sulawesi Barat, Sabtu 4 Januari 2020 sekaligus launching (peluncuran) Fraksi secara resmi.
Kehadiran Fraksi, bertujuan untuk mewadahi kegiatan kepemudaan sebagai garda terdepan pembangunan daerah secara umum.
Disaksikan kalangan tokoh pemuda dan tokoh politik daerah itu, oleh Fraksi diskusi ini diramu secara eksklusif dan menghadirkan narasumber potensial yang digadang akan berkompetisi pada pilkada Pasangkayu nanti.
Setidaknya, terdapat delapan nama tokoh yang menjadi narasumber, namun Musawir Aziz Isham dan Saifuddin A Baso berhalangan hadir. Selain itu, ketua KNPI Pasangkayu, Arfandi Yaumil juga diundang secara khusus pun tidak hadir.
Mengetengahkan isu kepemudaan, pendidikan, dan peluang ekonomi bagi Pasangkayu sebagai penyangga ibukota baru, kegiatan tersebut juga disuguhkan dialog interaktif.
Mengawali diskusi penyampaian gagasan terkait kelanjutan pembangunan daerah, Lukman Said, menekankan sistem demokrasi perlu diperbaiki.
Pasalnya, kata ketua umum Adkasi ini, hampir setiap kontestasi di daerah ini yang terpilih rata-rata yang memiliki modal finansial meski tidak potensial.
Iapun menyoroti pelabuhan Tanasa yang menghabiskan anggaran puluhan miliar tapi belum difungsikan optimal, sehingga untuk menyangga kebutuhan hadirnya ibukota baru agak sulit bagi daerah ini.
Mantan ketua KNPI Pasangkayu, Muhammad Yusri Nur, sebelum memulai ide dan gagasannya, ia sempat melontarkan kritikan kepada ketua KNPI Pasangkayu yang tidak sempat hadir.
Padahal menurut dia, KNPI sebagai lembaga kepemudaan semestinya mempunyai andil besar untuk mengakomodasi pemuda, tapi itu tidak dilakukan.
Soal pembangunan Pasangkayu ke depan, ia memaparkan konsep tiga komponen yang perlu diterapkan. Yaitu, mengenal daerah, kemampuan manajerial, serta mampu menangkap peluang.