Mengutuk Tindakan Kekerasan pada Wartawan di Donggala, Forwat Minta Polisi Segera Tangkap para Pelaku

oleh -
oleh
Jabir (kiri) tengah menceritakan insiden kekerasan yang dialaminya kepada sejumlah wartawan yang tergabung di Forwat. Foto: Ist

“Merasa keselamatan saya terancam, sy pun segera meninggalkan komplek Rujab Bupati Donggala. Dan telah membuat laporan polisi di kantor Polres Donggala,” kata Jabir.

“Adapun orang orang yang telah dilaporkan ke polisi yakni Hamdi ipar bupati, Erwin keluarga dari towale juga pegawai di dinas pupr Donggala, serta Rita penjual sarung Donggala yang merupakan pendukung bupati,” pungkasnya.***

Peristiwa ini menyoroti pentingnya kebebasan pers dan perlindungan terhadap wartawan dalam menjalankan tugas mereka. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan institusi terkait untuk menjaga keamanan dan kebebasan wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya.

Jabir menceritakan kronologi, saat ia dari media Fokus Rakyat bersama rekan wartawan lain, Andre dari Media Nusa, Ancil dari Metro, Samsir dari media Trans Sulteng, mendatangi rumah jabatan Bupati Donggala untuk meliput kegiatan disana.

Saat tiba, Jabir mengaku disambut ipar bupati Donggala bernama Hamdi merupakan adik dari Indotang istri Bupati Donggala.

“Saat hendak berjumpa Bupati Donggala untuk mewawancarai, namun Bupati saat itu tampak kesal karena adanya spanduk mengenai namanya bertuliskan Kasman Lassa Tangkap,” ungkap Jabir lelaki hobi sepak bola itu kepada sejumlah wartawan di Forwat Kejati Sulteng.

Berawal dari sini, salah seorang kerabat bupati bernama Erwin berteriak dengan nada tinggi kepada wartawan untuk tidak usah lagi bertanya kepada Bupati Donggala. Bahkan, Erwin, sempat berteriak hendak memukul jika masih bertanya kepada bupati.

Spontan ipar bupati atas nama Hamdi menarik dirinya ke dalam, akan tetapi Bupati Donggala menyaut menyuruh agar saya diusir keluar dari kompleks rumah jabatan.

Selain itu, Rita, salah seorang pendukung bupati juga berteriak keras meminta pukul itu wartawan, karena berteman dengan Heri pendemo, sehingga semua orang disana meminta agar saya dipukul saja. Makanya, bupati juga menyuruh agar saya diusir dari rujab.

Bahkan, Ramadan ajudan bupati juga bilang cepat keluar, sehingga saya berjalan sampai di luar.

Menurutnya, saat ini laporan polisi yang dibuat untuk melaporkan Hamdi (ipar bupati), Erwin kelurga dari towale dan juga pegawai PU Donggala, dan Rita penjual sarung Donggala juga pendukung bupati Donggala.***