PosRakyat – Puluhan perempuan yang tergabung dalam organisasi kepemudaan Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI) unjuk rasa di depan Kantor Polda Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), berlanjut di depan Kantor Kemenag Sulteng dan berakhir di depan Kantor DPRD Sulteng, Kamis kemarin.
Demontrasi tersebut melayangkan beberapa tuntutan yaitu, Tutup Pesantren dan Majelis yang Berafiliasi dengan Agama Syiah, Bubarkan Ormas yang Berafiliasi dengan Agama Syiah, serta Tangkap dan Adili Pelaku Pelecehan Seksual di Kampus.
Koordinator Lapangan (Korlap) Rahma Mina mengatakan Syiah anti Pancasila yang bercita cita menggantikan ideologi dengan ideologi Imamah. Dasar perjuangan penganut agama Syiah adalah Imamah. Merebut kekuasaan dan mengganti ideologi.
“Gerakan pengacau negara, penyebab konflik. Ketika komunitas masih sedikit ia bertaqiyah atau berdusta bahaya laten ini perlu mendapat perhatian dan kewaspadaan. Maka dari itu kami mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya Pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan akan ancaman gerakan Syiah untuk mencapai target utamanya yaitu menegakkan ideologi imamah, Syiah melakukan cara taqiyah untuk mencapai tujuannya,” jelas Mina sapaan akrabnya.
Menurutnya, perjuangan pengikut Syiah untuk menegakkan ideologi Imamah, yang jelas-jelas bertentangan dengan Ideologi Pancasila dan Konstitusi Negara.
“Maka kami mendesak Pemerintah melalui proses hukum untuk melakukan pembubaran institusi atau organisasi Syiah di Indonesia baik itu IJABI, ABI, atau Yayasan-Yayasan dan lembaga lain yang berafiliasi kepada gerakan sesat Syiah. Syiah memiliki paham ideologi yang sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta dapat merongrong stabilitas NKRI,” tandasnya.