Ia mengaku sudah berbicara dengan para pemimpin redaksi media massa untuk menyiapkan draft regulasi yang bisa memproteksi dunia pers, jangan sampai dikuasai platform digital dari luar.
Karena selama ini, para perusahaan raksasa tersebut hanya mengambil keuntungan dengan iklan tanpa ada pajak, sehingga berdampak pada industri pers dalam negeri.
Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari saat menyampaikan sambutan, hadirnya para dubes negara sahabat di HPN Kalsel, diharapkan dapat mendatangkan investor dari masing-masing negara ke daerah ini yang digadang sebagai pintu gerbang ibu kota baru.
Ia juga menganugerahkan anggota kehormatan PWI kepada Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor seperti yang diberikan kepada Menko PMK, Muhadjir Effendi sehari sebelumnya.
Menurut Muhammad Nuh selaku ketua Dewan Pers, media harus kritis dengan santun dan penuh kemartabatan dan diharap mampu berkontribusi untuk memajukan bangsa, jangan sampai terjadi disconnectivity (ketidakseimbangan).
Mantan menteri Kominfo ini menjelaskan, tantangan media sekarang ini yakni disrupsi (pergeseran aktivitas dunia nyata ke dunia maya) diakibatkan lemahnya regulasi. Padahal, media menjadi satu-satunya yang diharap mampu menangkal evidensi hoaks di media sosial.
Sebagai tuan rumah HPN 2020, menurut Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, insan pers sebagai pilar keempat harus tetap hadir. Lebih lagi menyongsong kehadiran ibukota baru.
“Pers harus tetap hadir sebagai pilar keempat. Apalagi Kalsel akan dijadikan pintu gerbang dalam menyambut ibukota baru, peranan pers sangat diperlukan untuk mengekspos potensi daerah,” tutur Sahbirin Noor.
Iapun sempat menyinggung Presiden Jokowi, karena memilih Kalimantan Timur sebagai ibukota baru, padahal, pihaknya sudah menyiapkan ratusan ribu hektar lahan sebagai persiapan.
“Pun begitu, kami masih menawarkan ketersediaan lahan kepada pemerintah pusat bila masih dibutuhkan,” singgung gubernur Kalsel disambut gala tawa para hadirin.
Arham Bustaman