Palu, Posrakyat.com – Desakan terhadap kongres besar Partai Demokrat yang disuarakan oleh salah satu kader yang mengaku pendiri partai Hendrik Luntungan menuai perlawanan dari berbagai kader di daerah.Pasalnya, keinginan serta ambisi tersebut dinilai hanyalah manuver politik murahan yang tidak berdasar dan hanya disuarakan oleh pihak-pihak yang tidak pernah berkeringat dalam membesarkan partai berlogo Mercy ini.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulteng Abdul Razak BM Radjak SH, yang juga salah satu politisi kawakan di Bumi Tadulako Sulteng menilai Hendrik Luntungan adalah salah satu kader yang tidak punya pekerjaan, sebab sedikit -sedikit membuat gerakan yang hanya mengacaukan partai.
Mestinya jika mengaku sebagai elit partai atau pendiri ia harus bisa menjaga keteladanan dan kesejukan iklim politik internal, bukan justeru membuat intrik-intrik politik licik, jahat dan mematikan.
“Dia ini kader yang tidak punya kerja, hanya mau mengacaukan partai,” kata Razak kepada wartawan di Palu, Kamis (4/7/2019).
Menurut Razak, jika Hendrik Luntungan merasa sebagai kader, apalagi mengaku pendiri partai, harusnya dia mengetahui dan memahami fatsun Politik Demokrat yang bersih, cerdas dan santun serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang konstitusional.
“Partai Demkrat sampai sejauh ini tidak ada masalah, terus dia ujug- ujug minta Ketum SBY lengser. Paham tidak dia soal AD/ART Partai, bahwa suara-suara itu ada di DPD dan DPC ? Lalu siapa dia, apa hak konstitusionalnya minta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lengser,” kata Razak dengan nada geram.
Apalagi menyangkut protes Hendrik Luntungan bahwa Kogasma adalah lembaga ilegal. Itu sama sekali tak berdasar, bahkan membuka tabir, jika Hendrik tidak paham mekanisme Partai. Kogasma tegas Razak, adalah lembaga yang disahkan DPP dan itu sama sekali tidak menyalahi AD/ART Partai.
Sebab, DPP memandang perlu membentuk Kogasma untuk menkosolidasikan barisan kader. Terbukti, sebulan sebelum voting day Pileg hampir seluruh pengamat menjustice angka 4 atau 5 persen yang akan didapat Demokrat. Tapi faktanya Demokrat diangka 7,7 persen. Apakah Hendrik paham soal ini, bahwa Kogasma yang dikomandani Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mematahkan asumsi pengamat dan menyelamatkan partai? Ini yang harus Hendrik ketahui dan pahami.