Donggala, Posrakyat.com – Selama masa pandemi Covid-19 ini Yayasan Donggala Heritage tetap aktif melakukan penyusunan dokumen hasil riset lapangan yang dilakukan sebelum terjadinya Covid. Bahkan pengumpulan data-data penting tentang kota tua telah dilakukan beberapa bulan pascabencana gempa bumi dan tsunami tahun 2018 lalu. Tujuannya untuk analisa bagaimana kondisi bangunan heritage kota tua Donggala sebelum dan sesudah bencana, sehingga ke depan kajian itu dapat digunakan sebagai rujukan semisal untuk rekonstruksi atau revitalisasi bangunan.
“Karena itu dengan hasil pengumpulan data berbagai masalah budaya dan arsitektur di lingkungan kota tua Donggala sekarang dalam tahapan penyusunan dokumen. Harapan kami bersama teman-teman suatu saat bisa digunakan sebagai acuan atau referensi terhadap siswa maupun mahasiswa yang membutuhkan informasi,” ungkap Direktur Yayasan Donggala Heritage, Zulkifly Pagessa belum lama ini.
Sebagai informasi, sejak beberapa tahun terakhir ini Yayasan Donggala Heritage telah melakukan pendampingan terhadap ribuan siswa dari Kota Palu yang dating melakukan lawatan sejarah di kota Donggala. Termasuk pendampingan pada sejumlah mahasiswa yang melakukan penelitian untuk penyelesaian skripsi dan tesis yang mengambil tema kota Donggala. Menurut Zulkifly, yang melakukan penelitian di Donggala cukup banyak, beberapa waktu lalu peneliti dari Balai Kajian Arkeologi dari Gorontalo dan Manado. Apalagi mahasiswa sejarah dari berbagai universitas paling sering, bukan hanya dari Universitas Tadulako tapi beberapa perguruan tinggi dari Pulau Jawa. Di antaranya yang sudah selesai yaitu mahasiswa Arkeologi dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan mahasiswa pascasarana arsitektur dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Sedangkan mahasiswa dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dengan jurusan planologi sedang dalam tahap penyelesaian.