PosRakyat – Proyek pembangunan jembatan akses utama Huntap Tondo – Talise yang bernilai Rp88,3 miliar di ruas jalan lingkar Kota Palu terlihat banyak kerusakan dibeberapa itemnya. Hal ini menurut beberapa pihak diduga tidak sesuai spesifikasi.
Ketua DPD Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) Sulteng, Moh. Rifaldy, SH mengatakan, kerusakan itu diperkirakan akibat buruknya kualitas dari pembangunan itu sehingga saat ini sudah terlihat rusak.
“Beberapa item pekerjaan pada pembangunan yang diketahui bernilai puluhan miliar itu sudah rusak yang diantaranya, pekerjaan Bronjong, trotoar, talud, jalan dan jembatan,” tutur Ketua DPD Jaman Sulteng, Selasa, 30 Agustus 2022.
Diketahui, proyek dengan nama tender Pembangunan Jembatan Akses Utama Huntap Tondo – Talise, tahun anggaran APBN 2020, dengan nilai pagu Rp88.329.600.000,00.
Peket tersebut dibawa kendali Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat melalui Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Sulawesi Tengah.
Adapun nama pemenang pada pembangunan tersebut yakni PT. Marinda Utamakarya Subur yang beralamat di jalan A.W. Syahranie. Komp. Villa Tamara F/33 Samarinda – Samarinda (kota) – Kalimantan Timur.
Berdasarkan hasil pantauan media ini di lokasi pekerjaan tersebut belum lama ini, tampak pada salah satu titik item pembangunan jalan itu telah terjadi penurunan badan jalan, dan di tebing sisi jalan itu terlihat retakan memanjang diperkirakan kurang lebih 20 meter.
Kemudian pada item pekerjaan trotoar yang menggunakan paving blok tampak dibeberapa titik banyak yang patah dan berlubang. Selain itu, pada cor pengancing (Kanstin) juga terlihat di sejumlah titik banyak yang hancur dan patah.
Selanjutnya, pada item pembangunan bronjong juga tampak ikatan kawat bronjong dibeberapa bagian sudah banyak yang rusak dan terlihat juga disebagian bronjong itu material batunya kurang.
Selain itu, terlihat juga pada item pemasangan uditch atau saluran pada proyek itu diduga tidak menggunakan lantai kerja.
Pada bagian lain proyek itu juga tampak dimana item pembangunan talud mengalami retakan hingga terancam patah dan ambruk.
Sedangkan di bagian jembatan sebagaimana hasil pantauan beberapa hari yang lalu tampak juga terjadi retakan.
Sementara itu, pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional Sulawesi Tengah (BPJN Sulteng) selaku penanggung jawab atas pembangunan itu saat dikonfirmasi melalui Kepala Satker PJN Wilayah III Provinsi Sulawesi Tengah, Dian Maulana justeru memilih diam saat ditanya terkait mutu beton paving blok yang mana diduga tidak sesuai spesifikasi sebagaimana yang diatur dalam kontrak.
Salah seorang pemerhati kontruksi di kota Palu, Dadang mengatakan bahwa, terkait kualitas jalan lingkar Palu tepatnya di belakang kantor Polda Sulteng itu, dia menduga mutu pengerjaanya buruk.
“Kalau melihat gambar, dengan kondisi jembatan, jalan, trotoar, bronjong dan talud rusak seperti itu, berarti kualitas mutu pekerjaan sangat buruk,” ucapnya.
Lebih lanjut, dia menekankan, bahwa selain jalan yang terancam amblas itu, dia juga menilai dimana terdapat dibeberapa titik di ruas tersebut aspalnya terlihat retak dan terkelupas.
“Setahu kami, umur rata-rata jalan biasanya mampu bertahan selama 5 tahun. Tetapi kalau jalan baru setahun atau kurang dari setahun sudah rusak, berarti itu mutunya tidak bagus dan perlu diaudit,” katanya.