PALU, Posrakyat.com – Konsolidasi dan Temu kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Sulawesi Tengah dihadiri oleh Sekertaris Jenderal DPP, Ahmad Muzani dan Ketua OKK DPP Gerindra, Prasetyo Hadi, Rabu (18/11/2020) malam.
Ratusan kader dan simpatisan Partai Gerindra dari kabupaten dan kota se Sulteng menghadiri kegiatan ini, guna mendapatkan arahan dan penguatan dari Sekjen Ahmad Muzani. Di mana agenda utamanya adalah menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 8 kabupaten, kota, dan provinsi pada 9 Desember 2020 mendatang.
Selain menginstruksikan kader partai memenangkan Pasangan Calon (Paslon) yang diusung partai, Muzani juga menceritakan terbentuknya struktur partai ini di Sulteng dengan sejumlah tantangan dan dinamikanya. Dalam penuturannya, Muzani menyampaikan sejak 12 tahun berdiri, partai Gerindra di Sulteng mendapat sambutan yang antusias dari rakyat Sulteng.
Mulai dari penyerahan mandat kepada seorang dosen, yakni Alimuddin Pa’ada sebagai Ketua DPD Sulteng sampai peralihan pimpinan kepada seorang Bupati di Kabupaten Parigi Moutong, Longki Djanggola yang kala itu, perolehan suara secara nasional sangat sedikit presentasinya di parlemen Senayan.
“Kami mencari tokoh, mencari orang, waktunya sempat jaraknya jauh orangnya enggak ada aksesnya susah, yang mau ke Palu siapa, yang mau dihubungi siapa,” tutur Ahmad Muzani.
Padahal saat itu lanjut Dia, partai harus berdiri di seluruh Indonesia. Sulteng adalah salah satu provinsi yang salah terakhir didirikan Partai Gerindra. Tiba – tiba mendiang Prof. Suhardi yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Gerindra yang pertama menghubunginya memberitahukan bahwa di Sulteng ada kawannya yang bersedia menerima mandat sebagai Ketua DPD Gerindra di Sulteng. Namun, Alimudin Pa’ada tidak bersedia datang ke Jakarta menerima secara langsung mandat tersebut lantaran kesibukannya mengajar di kampus. Muzani mengaku mandat itu dikirim via jasa pengiriman, sementara Ia tak tahu dan tidak pernah bertemu Alimudidin Pa’ada.
“Akhirnya mandat itu kita kirim per pos. Saya enggak pernah lihat orangnya, saya enggak pernah lihat wujudnya, dan saya ketar ketir apakah orangnya bekerja apa tidak, benar apa enggak,” katanya.