Sementara itu, dr. Reny Lamadjido menambahkan bahwa selain pendidikan dan pelatihan, peningkatan infrastruktur juga menjadi prioritas, khususnya di sektor pariwisata. Mereka merencanakan pengembangan Bandara Sis-Aljufrie di Palu menjadi bandara internasional dan program Lestari 100 Desa Wisata yang akan mengembangkan potensi wisata pesisir dan pedesaan.
“Kami ingin Sulawesi Tengah menjadi destinasi wisata utama, dengan desa-desa wisata yang menarik dan masyarakat yang siap menyambut wisatawan,” ujar Reny.
Acara BERANI Diadu berlangsung interaktif, dengan para peserta aktif mengajukan pertanyaan. Anwar dan Reny berkomitmen untuk melibatkan generasi muda dalam pembangunan Sulawesi Tengah.
Pasangan ini juga menyinggung isu tambang yang sering dikeluhkan warga, khususnya di Banggai. Anwar Hafid berjanji mengevaluasi izin tambang yang merusak lingkungan dan tidak memberi manfaat bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa izin tambang yang tidak memenuhi syarat amdal akan dicabut. Di sektor kelautan, Anwar mengusung program Berani Tangkap Bahari yang memberikan dukungan kapal pajeko dan asuransi untuk nelayan lokal.
“Kami ingin nelayan lokal tidak lagi menjadi penonton di lautnya sendiri,” tutup Anwar Hafid.