PT Bumi Karsa: Namanya Saja Manusia Biasa Ada Saja Kelalaian, Tapi Bukan Kesalahan!
PosRakyat – Pembangunan saluran struktur atau saluran beton bertulang di pesisir pantai Taman Ria jalan Cumi – Cumi Kota Palu jadi sorotan masyarakat akibat dugaan pekerjaan tak sesuai spesifikasi teknis.
Pekerjaan saluran beton bertulang u-ditch tipe DS6a dan DS1a ini diketahui adalah bagian dari paket A2 Rekonstruksi dan Penanganan Tanggul Jalan Cumi-Cumi (Coas Area) di kota Palu tahun 2022-2024.
Baca Juga: Dihadiri Ribuan Warga, Pasangan BERANI Guncang Parimo Bersama Band Wali
Baca Juga: Rusdy Mastura Beberkan Keberhasilan Memimpin Sulteng di Hadapan Ribuan Masyarakat Donggala

Paket ini melekat pada Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sulawesi Tengah (Satker PJN Wil II Sulteng) di bawah Balai Pelaksana Jalan Nasioanal Sulawesi Tengah (BPJN Sulteng), Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kementerian PUPR.
Kesepakatan itu sebagaimana tertuang dalam kontrak kerjasama yang di tandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.5 dan Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sulteng dengan Nomor: HK.02.01/IRSL-A2/Bb14.6.6.5/01 23 Desember 2022 lalu.
Pekerjaan yang digarap oleh PT Bumi Karsa salah satu perusahaan swasta nasional bersama Konsultan Supervisi Desaign and Supervision (DSC) Oriental Consultan Global Co, Ltd in Association, dengan nilai kontrak sebesar Rp.138,276,933,000.
Pada paket tersebut PT Bumi Karsa menangani sejumlah pekerjaan konstruksi di jalan Cumi – Cumi kota Palu sebagai peredam tsunami. Pembangunan ditargetkan selesai tahun ini.
Adapun penanganan pekerjaan Rekontruksi dan Penanganan Tanggul Jalan Cumi-Cumi sejauh 2,4 Km yang digarap PT Bumi Karsa; Pekerjaan Timbunan sejauh 2,35 Km. Pekerjaan Retaning Wall 3,5 Meter. Pekerjaan Pemasangan Block Armor. Pekerjaan Box Culvert sejumlah 7 titik. Pekerjaan Saluran Struktur atau Saluran beton bertulang U-Ditch Tipe DS6a dan DS1a. Aspal AC-Base dengan ketebalan 9,5 cm. Aspal AC-BC dengan tebal 6 cm. Aspal AC-WC Asb dengan tebal 4 cm.

Investigasi yang dilakukan posrakyat.com beberapa bulan belakangan di paket A2 tersebut, dimana didapati beberapa titik dari pembangunan saluran tersebut diduga kuat tulangan dan ketebalan lantai kerja juga lantai saluran itu kurang dari yang telah direncanakan.
Berdasarkan informasi yang diterima, bahwa ketebalan lantai kerja saluran tersebut yakni 10 centimeter, sedangkan lantai saluran 15 centimeter. Namun faktanya di sejumlah titik ditemukan ketebalan betonnya kurang dari 10 centimeter.
Sementara, untuk saluran yang dibangun mulai dari pertigaan jalan Rono sampai ke batas pembangunan jembatan, sebagaimana pantauan tim media ini juga didapati tulangan pembagi pada dinding dan lantai saluran tersebut hanya berjumlah 5 batang.
Padahal menurut pihak PT Bumi Karsa, tulangan pembagi pada saluran itu berjumlah 6 batang.
Kemudian, terdapat dibeberapa titik pada dinding saluran itu tidak terselimuti beton dengan baik. Tulangan dinding saluran itu sebagian terlihat setelah dilakukan pengecoran.
Dari beberapa pekerja yang ditemui tim media ini di lokasi pekerjaan saluran tersebut mengakui kualitas bangunan itu memang ada yang tidak sesuai perencanaan.
“Kadang kalau sudah cape, tulangan yang kurang besinya itu dibiarkan begitu saja, langsung cor. Apalagi kadang pengawas tidak di tempat saat pengecoran,” aku salah seorang pekerja yang menginginkan identitasnya dirahasiakan.
“Bukan hanya itu, saat kerja lembur, pengecoran lantai saluran dilakukan dalam keadaan masih berair dan bercampur lumpur dan sampah,” tambah sumber.
Menurut sumber, rendahnya kualitas pekerjaan ini selain dipengaruhi kelelahan para pekerja juga lemahnya pengawasan lapangan.
“Pengawas kadang datang, tapi tak lama pergi lagi. Kita juga sudah capek dan mengantuk, jadi kita biarkan saja berair begitu, langsung cor. Tapi tetap juga keras kalau sudah kering,” ungkapnya santai sambil tertawa tipis.
