Investasi Perusahaan Budidaya Udang di Donggala Capai Rp 5 Triliun

oleh -
oleh
Dirut PT. Esaputlii Prakarsa Utama, Bakti Baramuli memberikan sambutan saat menerima Kunker rombongan Sekab Donggala di Desa Tomoli, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parmout, Senin (7/2/2022). FOTO: MAHBUB/MS

PosRakyat – PT. Esaputlii Pakarsa Utama menggelontorkan dana berinvestasi di Kabupaten Donggala mencapai Rp 5 triliun untuk sektor budidaya tambak udang vaname dan pembangunan cold storage di Desa Wombo Donggala.

“Investasi kami perhektar 2 sampai 2, 5 miliar. Kali 1. 200 hektar dan pembangunan cold storage,” ungkap Direktur Utama PT. Esaputlii Prakrsa Utama, Bakti Baramuli, Senin.

Dengan nilai yang cukup fantastis itu, diperkirakan angka kemiskinan di Donggala akan menurun, sebab investasi perusahaan milik keluarga Baramuli asal Sulawesi Selatan ini diklaim dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Bakti Baramuli mengemukakan, investasi yang digelontorkan oleh perusahaannya pure di sektor budidaya udang vaname.

Selain di Donggala, perusahaannya juga sudah investasi di Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) dan Tojo Unauna (Touna).

“Jadi memang kami ditargetkan sampai 2024, kami harus membuka lahan 200 hektar program benur kita, kawasan Sulawesi Tengah,” katanya.

Di Kabupaten Donggala, lanjut Bakti Baramuli, lahan yang sudah siap digarap sekitar 1. 200 hektar area (ha). Di Parmout yang sudah digarap sekitar 300 ha. Untuk wilayah Tolitoli, tepatnya di Desa Lingadan seluas 100 ha.

“Di Tolitoli sudah operasi, tapi baru sebagian, baru 16 hektar, kenapa kita begitu Tolitoli karena ketenaga listrik belum ada,” katanya.

Mesin yang dipakai Tolitoli sebut Bakti Baramuli menggunakan tenaga diesel, sehingga belum sanggup memenuhi kebutuhan operasi listrik tambak udang vaname tersebut.

Sementara untuk investasi tambak di Donggala menggunakan skema inti plasma atau kerja sama antara perusahaan dengan masyarakat pemilik lahan. Menurutnya, skema inti plasma dapat menguntungkan masyarakat dalam jangka panjang.

“Karena mereka punya penghasilan tetap. Dan lahan mereka tidak hilang. Itu yang bagusnya di Donggala,” ujar Bakti Baramuli.