PosRakyat – Pemasangan pipa di bahu jalan Karanja Lembah yang menghubungkan Kota Palu dan Kabupaten Sigi menuai protes dari warga masyarakat. Pasalnya, selain tanah berlumpur bekas galian yang berserakan, juga pemasangan pipa yang dinilai janggal.
Salah seorang tokoh masyarakat di Sigi, Anto mengatakan bahwa, tanah dan lumpur bekas galian itu selain menganggu pengguna jalan juga dijadikan timbunan pada proyek BP2W Sulteng tersebut.
Baca Juga: Aparat Hukum Diminta Periksa Proyek Jalan Lingkar Palu
Baca Juga: Kualitas Buruk Proyek Rp88,3 Miliar di Ruas Jalan Lingkar Palu
Baca Juga: Jalan Lingkar Kota Palu Dikerja Asal Jadi
Tak hanya itu kata Anto, selain kerusakan pada bahu jalan yang sebelumnya sudah dilakukan rabat beton dengan menghabiskan anggaran miliaran rupiah, ternyata kerusakan juga terjadi pada aspal jalan.
“Saya menduga mereka ini asal bongkar, menggali bahu jalan dan sisa galian yang mengandung bahan lain yang tidak diinginkan kembali dimanfaatkan,” kata Anto belum lama ini.
“Bukan hanya itu, bibir aspal jalan juga rusak akibat galian itu. Kemudian, diduga timbunan pada galian itu tidak padat sehingga menyebabkan beberapa kendaraan mudah terperosok di bahu jalan itu” katanya lagi.
Selain itu, warga masyarakat yang beraktifitas di jalan itu juga sudah mengeluhkan debu yang mengganggu kenyamanan dan mengancam kesehatan mereka.
Olehnya, Anto meminta kepada pihak BP2W Sulteng dan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini PT PP agar komitmen soal dampak dan kerusakan yang mereka timbulkan.
“Jangan sampai asal merusak, namun tidak memperbaiki kembali. Apalagi terkait kawasan publik sebagai salah satu akses lalulintas yang cukup padat dan difungsikan oleh pejalan kaki,” ujarnya.