Oleh: Tatang Suherman
Presiden terpilih Prabowo Subianto pernah menolak desakan untuk melakukan kudeta pada tahun 1998. Beliau beralasan bahwa kudeta tidak baik karena akan berakhir dengan kudeta lagi.
Ucapan yang sama pernah dilontarkan lagi Ketika ada upaya penjegalan pada Jokowi beberapa tahun yang lalu. Prabowo mengajak masyarakat untuk menahan diri dengan mengantar Jokowi sampai akhir jabatan yakni menjelang akhir tahun 2024.
Upaya penjegalan di tengah jalan juga sedang terjadi di tubuh PWI Pusat. Ketua Umum PWI Pusat hasil kongres di Bandung tahun 2023, Hendry Ch Bangun digoyang oleh sejumlah orang yang terusik kenyamanannya. Orang-orang ini begitu bernafsu untuk melengserkan Hendry dari kursi ketua umum. Lantaran nafsu itulah segala cara dilakukan. Peraturan organisasi pun dilabrak dengan menggunakan penafsiran sendiri bahwa Hendry melakukan berbagai pelanggaran.
Yang paling menyakitkan adalah menuduhnya melakukan penyelewengan keuangan PWI, PWI gate bahkan sampai menggunakan (maaf) bahasa kebun binatang. Tak ada lagi etika berbahasa apalagi menggunakan perasaan. Di benak mereka, hanya satu kata, Hendry harus dibumi hanguskan. Mereka sudah tidak peduli dengan anak, istri, saudara, kerabat Hendry yang harus menanggung dampak dari tudingan sepihak yang belum terbukti kebenaranya.
Sebelumnya, perlakuan serupa juga dilakukan pada sosok Sayid Iskandarsyah. Upaya mereka berhasil, Sayid tidak tahan dan mengundurkan diri dari jabatan Sekjen PWI Pusat. Tetapi Sayid berusaha mencari keadilan melalui jalur hukum. Akibat perlakuan dari sejumlah orang yang karena nafsu itu, Sayid mengunggat pihak pihak yang membuatnya terhina karena cap jelek pada dirinya. Tidak tanggung-tanggung Sayid menggugat pihak yang merugikan nama baiknya sebesar Rp100 miliar.
GAGAL PAHAM
Munculnya berbagai tudingan miring terhadap pucuk pimpinan PWI hasil kongres Bandung ini diawali dengan suksesnya kepengurusan Hendry yang baru seumur jagung mendapat bantuan sponsor Rp6 miliar. Dana itu diperuntukan bagi Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di 38 provinsi ditambah daerah khusus Solo dan biaya untuk menyelenggarakan Sekolah Jurnalistik di beberaa kota.
Angka sponsor yang cukup fantastis itu merupakan hasil loby Hendry yang ditemani sejumlah pengurus inti saat melakukan audensi dengan Presiden Jokowi beberapa saat setelah terbentuk kepengurusan PWI periode 2023-2028. Namun sponsor itu tak seperti membalik tangan. Uang yang dibutukan untuk memulai program kerjanya yakni menyelenggarakan UKW dan SJI tidak serta merta keluar. Lantaran kas PWI yang ditinggal pengurus lama, hanya tinggal beberapa juta saja, sementara program UKW gratis harus dimulai, Hendry bersama pengurus inti menggunakan regulasi yang sudah berlaku sejak kepengurusan sebelumnya yakni memberi komisi 25 persen bagi yang berjasa mempercepat keluarnya dana sponsor.