MEMBACA KEKUATAN EMPAT PETARUNG
Posrakyat.com, Donggala – PERTARUNGAN perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati Donggala melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018, kian sengit walau pesertanya hanya empat pasang. Dibanding pemilukada 2013 lalu dengan 8 pasangan, para pendukungnya cenderung mencair ketimbang pertarungan saat ini. Kali ini selain mengerucut, pesertanya adalah wajah-wajah lama yang kembali dengan basis pendukung tradisional dan emosiaonal yang cukup menonjol.
Empat pasangan yang maju dalam perebutan kursi nomor 1 Donggala 2018 ini sudah memiliki pengalaman yang sama dalam pertarungan politik. Pada Peilkada 2013 lalu, dr. Anita B. Nurdin, M.Kes yang pernah bertarung sengit dalam dua putaran yang dimenangkan Drs. Kasman Lassa, SH sebagai bupati dengan wakil Vera Elena Laruni, SE kini kembali mengulang pertarungan itu. Kasman Lassa dan Vera Elena Laruni masing-masing secara terpisah ikut berkompetisi sebagai calon bupati.
Begitu pun Idham Pagaluma, SH yang dulu sebagai calon wakil bupati pasangan calon bupati H. Burhanuddin Yado, S.Sos, kini kembali melangkah lagi. Posisinya sebagai calon bupati dengan tetap melalui jalur perseorangan. Demikian halnya calon wakil bupati bernama Taufik M. Burhan, S.Pd, M.Pd juga terbilang petarung lama, kini jadi pendamping Vera Elena Laruni. Pada Pilkada Donggala 2008 silam Taufik M. Burhan calon wakil bupati mendampingi Abubakar Aljufri (Attaubah). Kali ini hanya ada dua orang betul-betul pendatang baru dalam pertarungan, yaitu Abdul Rahman, ST, IAI yang mendampingi Anita B. Nurdin dan satunya lagi Mohammad Yasin Lataka, SE, MM pendamping Idham Pagaluma.
Apa dan bagaimana kekuatan keempat pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan bertarung pada Pilkada 2018? Menarik dibaca peluang dan tantagan. Berikut tentang para petarung sesuai nomor urutnya:
1. AR-RAHMAN
Anita B. Nurdin-Abdul Rahman, pasangan ini memiliki singkatan AR-RAHMAN (Anita-Rahman). Kedua-duanya bukan berlatar belakang politisi murni, walau belakangan Anita B. Nurdin sudah dijadikan anggota dan pengurus DPD PDI-Perjuangan Provinsi Sulawesi Tengah. Begitu pun Abdul Rahman yang sejak beberapa tahun sudah masuk pengurus DPD Partai HANURA Provinsi Sulawesi Tengah, tapi selama ini lebih kental dikenal sebagai pegusaha sukses, konsultan dan arsitek yang memimpin sejumlah organisasi.
Anita Nurdin seorang birokrat murni berlatar belakang keahlian dokter gigi dengan jabatan terakhir Staf Ahli Bupati Donggala selama beberapa bulan jelang pensiun. Jabatan terlama disandangnya adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala. Pada masanya merupakan pejabat terlama di antara pejabat eselon II yang pernah bertugas di dalam satu dinas. Jabatan Kadis Kesehatan sejak tahun 2005 sampai tahun 2017.
Koalisi partai pendukung pasangan AR-RAHMAN paling kurus dalam arti hitungan pas sesuai syarat dukungan (6 kursi). Hanya didukung dua partai, yaitu HANURA dan PDI-P yang masing-masing tiga kursi. Sangat terbalik dibanding pada Pilkada 2013 lalu, Anita yang ketika itu berpasangan Abdul Chair (DOA) diusung koalisi gemuk (PBB, PAN, PKS, PKB dan Golkar). Ketika itu secara matematis, dialah pemenang. Tetapi kenyataan terbalik dari realitas di lapangan. Partai bukanlah jaminan untuk kemenangan, sehingga kali ini hanya dengan dua partai pendukung, pasangan AR-RAHMAN harus kerja keras. Selain minim dukungan partai, haruslah membangun solidaritas dan penggalangan dukungan publik yang lebih luas.
“Melihat dukungan pada Pilkada 2013 lalu, perolehan suara kami cukup signifikan, maka kami yakin bisa memenangkan pada pemilihan kali ini. Sebab pendukung kami masih solid dan calon yang menjadi rival lalu itu juga telah terpisah sehingga Insya Allah suara kami bisa unggul,” kata Anita Nurdin belum lama ini.
2. SAKAYA
Kasman Lasa-Moh. Yasin. Pasangan ini disingkat SAKAYA (Sahabat Kasman Yasin). Kasman Lassa calon incumbent ini pada Peilkada 2018 merupakan pengalaman kali ketiga yang dia alami. Sebelum jadi pemenang pada Pemilukada 2013 jalur perseorangan, juga sudah pernah ikut pada tahun 2008 yang ketika itu dikalahkan calon incumbent Habir Ponulele. Nah, kini sebagai incumbent SAKAYA yang didukung koalisi gemuk (GERINDRA, PKS, PPP, NASDEM, PAN dan PBB) menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan kandidat lainnya. Kekuatan GERINDRA, partai pemenang Pemilu 2014 di Kabupaten Donggala secara ril memiliki konstituen yang mayoritas. Begitu pula partai yang berasaskan agama menjadi modal sosial yang dimiliki Kasman dengan dukungan Moh. Yasin, Ketua DPRD Kabupaten Donggala (2014-2018) yang mengundurkan diri untuk berpasangan dengan Kasman.
“Meskipun beberapa waktu lalu berbagai kritikan ditujukan pada pak Kasman Lassa sebagai bupati dalam pemerintahan, tetapi melihat dukungan masyarakat di lapangan kami masih kuat dan solid. Insya Allah dengan koalisi yang kuat bisa bisa memenangkan pilkada ini,”kata Moh. Yasin suatu ketika.
Dibanding pada Pilkada 2013 lalu, kali ini Pilkada 2018 arus dukungan pada Kasman cenderung melemah disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, adanya pecah kongsi dengan Vera Elena Laruni, dipastikan dukungan pun ikut pecah masing-masing terbagi. Kehadiran Taufik M. Burhan sebagai wakil Vera ikut menggerus suara Kasman karena sama-sama memiliki asal kultur dari Sindue, sehingga konstituen terpecah. Namun demikian, modal partai jadi kekuatan SAKAYA untuk mempertahankan posisi incumbent. Selain itu selama empat tahun menjabat bupati secara ril telah bersentuhan langsung dengan konstituen. Cuma saja yang jadi kendal selama ini sekaligus jadi sorotan lawan adalah selama Kasman Lassa menjabat buati, Kabupaten Donggala terpuruk dari sisi perekonomian. Angka kemiskinan meningkat, gagalnya mempertahankan predikat Adipura dan terjadinya WDP dalam pengelolaan keuangan, dan beberapa sorotan terkait kinerjanya. Tetapi pengaruh ini tidak terlalu dijadikan masalah oleh pemilih tradisional.