PosRakyat – Kualitas beton dinding penahan tanah dan sabo dam di wilayah sungai Kawatuna kota Palu dipertanyakan. Pasalnya, tembok bangunan tersebut sudah mengalami kerusakan dibeberapa titik.
Pembangunan dinding penahan tanah di tepi sungai Kawatunan kota Palu yang sementara berjalan saat ini mendapat keluhkan dari masyarakat karena dicurigai rendahnya kualitas mutu bangunan tersebut.
Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Lahan Mangrove di Morowali, Kejati Sulteng Periksa Kades dan Perangkat Desa
Baca Juga: Pj Bupati Morowali Imbau Seluruh ASN Bijak Dalam Penggunaan Fasilitas Pemerintah
Pantauan PosRakyat.com belum lama ini di lokasi pekerjaan tersebut, tampak beton sabo dam sudah mengalami retak – retak. Kemudian, permukaan beton dinding penahan tanah juga di banyak titik terlihat berpori, tidak rata dan berlubang. Sebagian sudah dilakukan penambalan atau dirapihkan.
Diketahui, proyek tersebut dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS) dengan nama pekerjaan Perbaikan Sungai di Wilayah Kota Palu (Hilir Palu Mempertimbangkan Tindakan Penanggulangan Tsunami,Kawatuna, Sungai Ngia).
Adapun nilai paket pekerjaan tersebut sebesar Rp.150.997.000.000, dengan nomor kontrak HK 0201-Bws13.7.1/404. Proyek ini bersumber dari dana PHLN LOAN JICA IP – 580, tahun anggaran 2023 – 2024 dalam waktu pelaksanaan 517 hari kalender.
Proyek ini melekat pada Satuan Kerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air WS. Palu – Lariang, WS. Parigi – Poso, WS. Kaluku – Karama Provinsi Sulawesi Tengah, dibawah Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu (BWSS III Palu), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR.
Pemerhati konstruksi Anas A asal kota Palu mengatakan, bahwa ada beberapa penyebab yang mungkin membuat permukaan tembok dinding penahan tanah terlihat tidak rata, berpori atau berlubang, diantaranya penggunaan bahan konstruksi yang kurang baik atau tidak cocok atau kurang tahan terhadap lingkungan.